Walau tidak keluarkan suara letusan yang hebat, semprotan abu pada erupsi ini melebihi semprotan yang terjadi pada November 2024. Letusan dibarengi guncangan yang cukup kuat hingga memunculkan kecemasan masyarakat.
“Getarannya berasa seperti akan roboh. Walau sebenarnya bunyi letusannya tidak besar, tetapi semprotan materialnya tertinggi dan terbanyak sepanjang yang aku perhatikan dari letusan-letusan awalnya,” sebut Kepala Dusun Hokeng Jaya, Gabriel Namang pada Rabu (18/06).
“Masyarakat di posko benar-benar cemas dan berlarian keluar tenda,” sambungnya.
Supaya tidak terdampak letusan, warga disekitaran gunung disarankan tidak untuk melakukan aktivitas dalam radius 7-10 km dari pusat erupsi.
Gabriel Namang katakan letusan pada Selasa (17/06) mencengangkan masyarakat karena sepanjang satu bulan paling akhir keadaan mulai aman dan Gunung Lewotobi tidak lagi keluarkan asap dan material.
“Sebulan ini, ia [Gunung Lewotobi] tenang. Beberapa orang mulai melakukan aktivitas, pulang pergi seperti umumnya untuk penuhi keperluan, ambil hasil pertanian. Tadi malam seperti pada luar perkiraan,” kata Gabriel Namang ke reporter Eliazar Robert, reporter di NTT yang memberikan laporan untuk BBC News Indonesia.
“Mereka yang di dalam rumah, lari ke barat, ke Kabupaten Sikka. Sukurlah, semua saat ini pada keadaan baik dan tidak ada korban jiwa.”
Gabriel Tolok, pengungsi asal Dusun Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, yang sekarang pindah di Dusun Bokang akui sebelumnya sempat cemas saat letusan terjadi.
“Umumnya pengungsi memang merasa takut karena saksikan letusan terlampau tinggi, aku sendirian saja rasa-rasa takut sekali” katanya.
Di lokasi evakuasinya yang ada di Dusun Bokang, dia sampaikan tidak terimbas abu vulkanik, pasir, dan kerikil.
Begitupun di tiga titik evakuasi yang lain yaitu di Lewolaga, Konga dan Komba Soma, Kecamatan Titihena tidak terimbas dari letusan gunung.
Tetapi, Gabriel Tolok yang pindah bersama istri dan 6 orang anaknya semenjak November 2024 lantas merasa cemas dengan kondisi tempat tinggalnya di Dusun Hokeng Jaya.
“Bermakna di dusun rumah kami material [vulkanik] makin banyak dan tambah remuk kembali,” katanya.
Timur, Selasa (17/06).
Lalui Whatsapp dan teruskan membaca
BBC News Indonesia – Sekarang datang di
Akun sah kami di WhatsApp
Liputan dalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Click di sini
Akhirnya Whatsapp
Berlainan dengan Adolfus Romualdus Wada, masyarakat Dusun Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur. Dia dan istri dan ke-3 anaknya telah kembali lagi ke rumah dari tempat pindah semenjak 7 Desember 2024.
Pada Selasa (17/06) sore, Adolfus masih repot bersihkan pelataran rumahnya. Saat menyaksikan asap yang melambung dibarengi getaran, Adolfus dan keluarganya selekasnya berlari masuk ke rumah untuk menghindar dari material vulkanik. Sekitaran empat jam, Adolfus dan keluarga bertahan di rumah.
“Keluar dari rumah kemudian masih tetap ada hujan abunya. Ini semakin tinggi asapnya, tetapi suaranya tidak menggelegar. Cuma ia punyai material semakin banyak,” tutur Adolfus.
“Awalnya, telah ada informasi dan anjuran dari sosial media satu diantara petugas yang berjaga-jaga di pos, karena kegempaan vulkaniknya bertambah,” sambungnya.
Walau begitu, Adolfus dan keluarganya sampai sekarang ini tetap pilih bertahan di dalam rumah. Menurutnya, keperluannya semakin dapat tercukupi sepanjang di dalam rumah. “Kami cermati lemparan pijar lava.
Saat November tempo hari, ada di dusun kita tersebut. Itu yang kita kuatirkan, Jika erupsi semacam ini memang telah terbiasa. Telah bersatu dengan alam kami.”
Di lain sisi, ada 12 kepala keluarga dari Dusun Boru dan Pululera yang ada di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, yang pilih pindah karena terserang imbas material gunung saat meledak.
Kepala Sektor Kedaruratan dan Logistik Tubuh Pengendalian Musibah Wilayah (BPBD) Flores Timur, Avelina Hallan sampaikan, keluarga ini dibawa ke arah tempat evakuasi di Dusun Bokang dan Dusun Lewolaga, Kecamatan Titihena, Flores Timur.
Dia menerangkan selama ini tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa karena letusan gunung Lewotobi Lelaki tetapi petugas kombinasi dari BPBD, SAR, TNI dan Polri tetap ada di atas lapangan untuk mengawasi.
Ia mengklaim masyarakat yang ada di empat lokasi evakuasi terkonsentrasi yaitu di Dusun Bokang, Lewolaga, Konga dan Komba Soma Kecamatan Titihena semua pada kondisi baik.